Hakikat surah Asy-syu'ara' ayat 88 89.
Makna hakikat Hati yang bersih dalam surat diatas. 

Allah SWT berfirman:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَا لٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ 
yauma laa yanfa'u maaluw wa laa banuun

"(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna,"
(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 88)


اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ۗ 
illaa man atalloha biqolbin saliim

"kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,"
(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 89)

Postingan kali ini blog indonesia sufi akan membahas kutipan seperti biasa, yaitu hakikat dalam surat Asy-Syu'ara diatas. 

Dalam jawaban tersebut, sebelumnya ada pertanyaan tentang masalah sutat diatas. Sperti berikut :

Assalamu'alaikum Wr Wb.
Dengan Haq & Ridho-Nya Allah, mohon penjelasan tentang ayat ini:"Yauma laa yanfa'u maalu walaa banuuna illa man atallaha bigolbin saliim.

hati yg selamat itu hati yg bagaimana ? terus bagaimana cara/jalan agar hati bisa selamat? dan .bagaimana cara menumpas habis berhala berhala yg bersemayam di kedalaman setiap hati.

Kurang lebihnya seperti itu hehehe….. 

Untuk penjelasanya yaitu sbb:
Hari yang mana harta, tahta, jabatan, pangkat, dan sebagainya tidak ada gunanya lagi, kecuali yang menghadap Tuhan dengan qolbun salim ( hati yang bersih )

Qolbun salim itu hanyalah istilah saja, serupa dengan nafs mutmainah (jiwa yang tenang). 

Pada dasarnya semua itu mengacu kepada qolbu yang bersih dan suci. Akan tetapi penjelasan lebih detail dulu apa yang ada dalam qolbu manusia dan bagaimana dia bisa menjadi tenang, atau bersih. 

Qolbu (hati) manusia itu bisa dikatakan sebagai tempat yang imaginer (tidak nyatan) dan abstrak (tidak jelas) , sulit dimengerti jika tidak menggunakan perumpamaan perumpamaan sebagai penggambaran deskriptif (lebih mendetail). 

Keadaannya hati dibagian permukaan adalah seperti keadaan atmosfer angkasa.. Ia diselimuti semacam awan gumawan yang berlapis lapis, 

setiap lapisan awan ini mencitrakan nafsu nafsu yang menutupi qolbu dari cahaya Tuhan. Seperti diumpamakan matahari itu sebagai cahaya Tuhan, lalu bumi ini adalah dasar dari qolbu. 

Maka bagian permukaan qolbu itu adalah atmosfer angkasa. Bagian permukaan ini disebut hati sanubari.



Tempat pertarungan setan dan malaikat dalam mengambil pengaruh kepada qolbu, Tatkala awan gumawan dari nafsu manusia terlalu tebal, maka cahaya Tuhan tidak tembus karena tertutupi awan nafsu.

Menjadi gelap gulitalah hati. Tatkala kita mampu menyingkirkan awan gelap nafsu yang menyelimuti angkasa, dengan pengaruh "tiupan lembut" dari sifat Al-latief nya Allah, 

maka cahaya Tuhan akan masuk kedalam hati dengan mudahnya, lalu terang benderanglah hati. Hati yang seperti inilah qolbun salim, atau nafs mutmainah ( jiwa yang tenang) 

Dan tatkala awan gumawan itu lenyap, maka dasar dari qolbu, akan berpendar dan bersinar menampilkan keindahan asli yang robbani yang tadinya tertutupi.

Keadaannya seperti kilauan permata yang memancarkan segenap keindahan, Didalamnya bertajalli seluruh sifat keagungan Tuhan. Itulah yang disebut ilahi itu.

Di dalam ilahi itulah adanya urip (hidup) , adanya hidup, adanya hayat. Adanya "urip kang urup, urup kang ngurupi"  Adanya hidup yang bercahaya, 

bercahaya yang menerangi, menaungi, dan menyelamatkan dari segenap mara serta seluruh bahaya.